SOLOPOS.COM - Berbagai potensi anak-anak dari Solo ditampilkan dalam event Pesta Anak Solo tahun 2023 di Solo Paragon Mall, Sabtu (26/8/2023) (Wasis Solopos/Radin Arundati Rasendriya Priartono)

Solopos.com, SOLO — Halo Sobat Gaul! Gimana nih malam mingguan kalian? Kalian jalan-jalan ke mana aja?

Kalau aku, Sabtu (26/8/2023) lalu, main ke Solo Paragon Mall. Kebetulan pas ada event di sana, sekalian aja aku bikin reportasenya.

Promosi Moncernya Industri Gaming, Indonesia Juara Asia dan Libas Kejuaraan Dunia

Saat itu sedang berlangsung Pesta Anak Solo yang  menampilkan berbagai potensi anak-anak dari Kota Solo. Pemerintah Kota (Pemkot Solo) melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Pelindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) menyelenggarakan Pesta Anak Solo Tahun 2023. Kegiatan tersebut dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional Indonesia ke-39 dan HUT ke-78 Kemerdekaan Indonesia.

Acara ini adalah bentuk kerja sama antara  Forum Anak Surakarta bersama DP3AP2KB Kota Solo dengan mengangkat tema “Anak Merdeka dari Kekerasan dan Pernikahan Anak, untuk Indonesia Maju”.

Kemeriahan acara Pesta Anak Solo yang dihadiri oleh anak-anak Kota Solo dan orang tua.

Salah satu panitia dari Forum Anak Surakarta, Amabel, mengatakan forum anak bisa berperan sebagai jembatan untuk menemukan solusi dari sejumlah persoalan yang dialami anak-anak.

“Tema kekerasan dan pernikahan dini ini, sebenernya masih sangat  relevan di zaman sekarang, namun kurang mendapat perhatian karena masih banyak yang belum tahu tentang hal itu. Dalam acara ini, kami mengadakan sosialisasi terkait hal tersebut,” kata Amabel saat diwawancarai Wasis Solopos, Sabtu (26/8/2023).

Menurut dia, Forum Anak Surakarta ini merupakan wadah untuk anak-anak mengadu berbagai permasalahan yang mereka alami. Misalnya, bullying dan kekerasan.

“Di sini forum anak sebagai jembatan untuk menemukan solusi dari masalah tersebut yang didampingi oleh dinas yang lebih berwenang,” ungkap Amabel.

Banyak potensi anak-anak dari seluruh penjuru Kota Solo yang ditampilkan dalam acara ini. Salah satunya  dari perwakilan Forum Anak Laweyan yang menampilkan drama ketoprak anak dengan judul Suwala. Lakon ini  bercerita tentang human trafficking dan perkawinan anak.

Penampilan dari perwakilan Forum Anak Laweyan yaitu ketoprak anak Kelurahan Pajang.

Kisah dalam ketoprak anak ini mengusung tema human trafficking dan pernikahan anak yang dikemas dalam bentuk cerita berlatar belakang kehidupan keluarga buruh batik  tahun 70-an. Dikisahkan, ada seorang tokoh perempuan yaitu Gendreh  yang  lari dari rumah karena tidak mau dinikahkan dengan juragan batik, sebagai ganti  pelunasan utang orang tuanya yang sudah meninggal.

“Hal ini sesuai dengan tema peringatan hari anak tahun ini. Karena saat ini masih banyak kasus human trafficking yang melibatkan anak di bawah umur, dan juga kasus perkawinan anak yang dilatarbelangi masalah ekonomi,” ujar Prayoga Kukuh Prakoso, pelatih sekaligus sutradara ketoprak anak itu saat diwawancarai Wasis Solopos.

Penampilan seni tradisional ketoprak tersebut sekaligus sebagai bentuk pelestarian seni drama tradisional yang saat ini sudah mulai dilupakan anak-anak di tengah gempuran berbagai jenis hiburan dan seni modern.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya