Guru Menulis: Metode Direct Instruction dan Drilling

Solopos.com, SOLO — Pembelajaran matematika bagi para peserta didik merupakan pembentukan pola pikir dalam pemahaman suatu pengertian maupun dalam penalaran suatu hubungan di antara pengertian-pengertian itu.

Pembelajaran matematika adalah proses interaksi antara guru dan siswa yang melibatkan pengembangan pola berpikir dan mengolah logika pada suatu lingkungan belajar yang sengaja diciptakan oleh guru dengan berbagai metode agar program belajar matematika tumbuh dan berkembang secara optimal.

Promosi Pemilu 1955 Dianggap Paling Demokratis, Tentara dan Polisi Punya Partai Politik

Model pembelajaran berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan para guru dalam merancang dan melaksanakan proses belajar mengajar. Model pembelajaran merupakan suatu prosedur dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Makna dari model pembelajaran ini sering diartikan sebagai pendekatan pembelajaran.

Oleh karenanya dalam pendekatan pembelajaran, di dalamnya terdapat berbagai rencana dan dilengkapi dengan alur yang digunakan sebagai petunjuk dalam merencanakan pembelajaran di kelas.

Salah satu model pembelajaran yaitu Direct Instruction dan Drilling. Pada penelitian ini model pembelajaran Direct Instruction diintegrasikan dengan drilling. Model pembelajaran Direct Instruction itu sendiri merupakan model pengajaran di mana guru menjelaskan konsep atau keterampilan kepada beberapa kelompok siswa.

Model Direct Instruction juga dikenal dengan guru memberikan instruksi langsung dengan struktur disiplin yang dapat menyebabkan proses pembelajaran yang bermakna dan sistematis pengalaman.

Guru membimbing peserta didik dalam pembelajaran karena model Direct Instruction menyampaikan pengetahuan yang bertahap. Sedangkan model pembelajaran Drilling ini didefinisikan suatu pembelajaran yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan dengan cara latihan-latihan secara berulang-ulang yang sesuai materi pelajaran.

Melalui drilling soal-soal pemecahan masalah, peserta didik akan berusaha menemukan penyelesaiannya melalui berbagai strategi pemecahan masalah matematika sehingga siswa akan memiliki keterampilan pemecahan masalah yang jauh lebih baik.

Metode drill juga akan dapat membuat siswa lebih aktif untuk bertanya mengenai kesulitan yang dihadapi saat menyelesaikan soal-soal pemecahan masalah dan mempunyai keberanian untuk mengerjakan soal di papan tulis.

Model pembelajaran Direct Instruction dan drilling merupakan model pembelajaran yang cocok diterapkan pada mata pelajaran matematika. Hal tersebut disebabkan karena pada mata pelajaran matematika proses pembelajaran dengan banyaknya latihan-latihan lebih cocok diterapkan dibandingkan hanya teori. Dengan banyaknya latihan siswa akan dengan mudah menyelesaikan masalah yang baru.

Model pembelajaran Direct Instruction dan drilling ini didasarkan pada sintaksnya yang terdiri atas lima tahap: Tahap pertama adalah orientasi atau menyampaikan tujuan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran dengan memperkenalkan menyampaikan tujuan pembelajaran dan mempersiapkan peserta didik untuk belajar.

Tahap kedua adalah presentasi atau demontrasi. Guru menjelaskan konsep atau keterampilan baru dan memastikan pemahaman peserta didik.

Tahap ketiga adalah latihan terbimbing yaitu kegiatan guru memberikan contoh permasalahan dan memberikan petunjuk penyelesaian persoalan materi. Guru juga memberikan kesempatan peserta didik untuk berlatih menyelesaikan persoalan.

Tahap keempat adalah latihan terstruktur. Guru memberikan peserta didik untuk melakukan latihan-latihan dan menggilir peserta didik untuk melakukan latihan dan mengamati latihan.

Tahap kelima adalah latihan mandiri. Peserta didik melakukan kegiatan latihan secara mandiri di rumah atau di kelas.

Kemampuan ranah pengetahuan yang dimiliki oleh peserta didik dapat diukur menggunakan alat evaluasi. Alat evaluasi dapat berbentuk soal tes pengetahuan yang diberikan oleh guru sesudah proses pembelajaran yang dilakukan (Nurulshifa et al., 2014). Melalui hasil pengerjaan soal tes tersebut dapat diketahui ketuntasan belajar yang diperoleh peserta didik (Khoirulina, 2018).

Ketuntasan belajar dalam pembelajaran mengindikasikan siswa telah menguasai secara tuntas suatu kompetensi dasar mata pelajaran. Ketuntasan Belajar terdiri atas dua kata yaitu “Ketuntasan” dan “Belajar”, yang mana setiap kata memiliki arti tersendiri.

Ketuntasan yaitu suatu sistem yang mempersyaratkan kepada semua peserta didik untuk dapat menguasai Standar Kompetensi (SK) yang terdiri atas beberapa komponen Kompetensi Dasar (KD) sebagai tujuan pembelajaran secara tuntas. Sedangkan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

Berdasarkan penilaian harian yang telah dilakukan selama dan berdasarkan seluruh pembahasan yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: Dengan model Direct Instruction dan drilling memiliki dampak positif dalam meningkatkan ketuntasan belajar di MI Al-Ma’arif Gondanglegi, Klego, Boyolali.

Hal ini dimaksudkan penerapan model Direct Instruction dan drilling mempunyai pengaruh positif yaitu dapat meningkatkan ketuntasan belajar bagi siswa MI Al-Ma’arif Gondanglegi, Klego, Boyolali yang ditunjukkan dengan rata-rata jawaban siswa yang menyatakan bahwa siswa tertarik dan berminat dengan model Direct Instruction dan drilling sehingga mereka menjadi termotivasi untuk belajar.

Penerapan Model Direct Instruction dan drilling efektif untuk mengingatkan kembali materi ajar yang telah diterima MI Al-Ma’arif Gondanglegi, Klego, Boyolali selama ini, sehingga peserta didik merasa siap untuk menghadapi ujian akhir yang segera dilaksanakan.