SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SOLO — Pembelajaran Qur’an Hadis bagi para siswa merupakan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang memberikan pendidikan untuk memahami dan mengamalkan Al-Qur’an sehingga mampu membaca dengan fasih, menerjemahkan, menyimpulkan isi kandungan, menyalin dan menghafal ayat-ayat terpilih serta memahami dan mengamalkan hadis-hadis pilihan sebagai pendalaman dan perluasan bahan kajian dari pelajaran Qur’an hadis.

Model pembelajaran berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan para guru dalam merancang dan melaksanakan proses belajar mengajar. Model pembelajaran merupakan suatu prosedur dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Makna dari model pembelajaran ini sering diartikan sebagai pendekatan pembelajaran. Oleh karenanya dalam pendekatan pembelajaran, di dalamnya terdapat berbagai rencana dan dilengkapi dengan alur yang digunakan sebagai petunjuk dalam merencanakan pembelajaran di kelas.

Promosi Skuad Sinyo Aliandoe Terbaik, Nyaris Berjumpa Maradona di Piala Dunia 1986

Salah satu model pembelajaran yaitu model Yuridis. Model pembelajaran Yuridis ini didefinisikan sebagai rencana atau pola yang digunakan untuk merancang materi pembelajaran dan untuk membimbing pembelajaran di kelas dengan cara melakukan diskusi atau debat antarpeserta didik untuk membahas suatu permasalahan yang diberikan guru.

Setiap peserta didik berhak mengeluarkan pendapatnya masing-masing serta mempertahankan pendapat tersebut dengan argumentasi yang relevan dan valid yang berbasis pada enam kegiatan, yaitu Pengenalan Terhadap Kasus, Identifikasi Isu, Pemilihan Posisi, Mengeksplorasi Sikap dan Pendirian serta Bentuk Argumentasi, Menguji Posisi, dan Menguji Asumsi Faktual di Balik Posisi yang Dianggap Terbaik.

Fungsi jangka pendek dari model pembelajaran Yuridis ini adalah membantu siswa untuk memperoleh informasi tentang konsep dan cara berpikir yang sistematis dalam memahami suatu permasalahan dalam Qur’an Hadis.

Sedangkan fungsi jangka panjang dari model pembelajaran Yuridis ini adalah membuat siswa terbiasa dalam menggunakan pendapat atau argumen mereka untuk memahami suatu konsep permasalahan dalam Qur’an Hadis dan agar siswa dapat belajar lebih mudah dan efektif dalam memahami suatu konsep permasalahan.

Model pembelajaran Yuridis ini adalah suatu model pembelajaran yang berbasis pada pendapat atau argumentasi siswa dengan tujuan untuk memecahkan suatu permasalahan. Penamaan model pembelajaran Yuridis ini didasarkan pada sintaksnya yang terdiri atas enam tahap: Tahap pertama adalah Pengenalan terhadap Kasus yaitu kegiatan pembelajaran dengan memperkenalkan materi kasus atau masalah-masalah yang ada di masyarakat untuk digali lebih dalam siswa.

Tahap kedua adalah Identifikasi Isu (yaitu kegiatan diskusi siswa untuk membuat sintesis fakta-fakta dan isu-isu kebijakan publik dalam masyarakat. Setelah memilih isu siswa mengidentifikasi nilai dan konflik yang akan dihadapi serta mengenali fenomena dasar dalam permasalahan seputar definisi.

Tahap ketiga adalah Pemilihan Posisi yaitu kegiatan menetapkan posisi yang akan dipilih dan siswa mengungkapkan prinsip-prinsip dasar dari nilai-nilai sosial atau dampaknya suatu ketetapan yang dimiliki posisi tersebut.

Tahap keempat adalah Mengeksplorasi Sikap dan Pendirian serta Bentuk Argumentasi. Tahap mengeplorasi sikap dan pendirian siswa akan menjelaskan nilai-nilai yang dilanggar dan juga siswa membuktikan konsekuensi prinsip yang diinginkan dan yang tidak diinginkan.

Sebelum model pembelajaran Yuridis ini dikembangkan, penting untuk mengetahui apakah model pembelajaran Yuridis untuk meningkatkan pemahaman konsep ini relevan atau tidak relevan dengan kebutuhan siswa dan kebutuhan guru.

Tahap kelima adalah Menguji Posisi. Siswa mempertegas posisinya dan memilih posisi tersebut serta menjelaskan posisinya.

Tahap keenam adalah Menguji Asumsi Faktual di Balik Posisi yang Dianggap Terbaik yaitu siswa mengidentifikasi asumsi objektif dan menentukan asumsinya relevan atau tidak. Selanjutnya siswa menentukan konsekuensi-konsekuensinya dan menguji apakah benar-benar terjadi atau tidak.

Interaksi sosial diartikan suatu hubungan antara dua individu atau lebih, di mana kelakuan individu yang satu memengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu yang lain atau sebaliknya. Interaksi sosial menjadi faktor utama yang sangat mendasar di dalam kehidupan manusia atau masyarakat.

Interaksi sosial dalam proses pembelajaran mengindikasikan peserta didik telah menguasai pembelajaran secara berkelompok. Sedangkan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

Berdasarkan penilaian harian yang telah dilakukan selama dan berdasarkan seluruh pembahasan yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: Dengan Model Yuridis memiliki dampak positif dalam meningkatkan Ketuntasan belajar di Madrasah Aliyah Negeri 1 Sragen.

Hal ini dimaksudkan penerapan model Yuridis mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan interaksi bagi siswa Madrasah Aliyah Negeri 1 Sragen yang ditunjukkan dengan rata-rata jawaban siswa yang menyatakan bahwa siswa tertarik dan berminat dengan model Yuridis sehingga mereka menjadi termotivasi untuk belajar.

Penerapan Model Yuridis efektif untuk mengingatkan kembali materi ajar yang telah diterima Madrasah Aliyah Negeri 1 Sragen selama ini, sehingga mereka merasa siap untuk menghadapi ujian akhir yang segera dilaksanakan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya