SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SOLO — Pembelajaran Aqidah Akhlak adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan siswa untuk mengenal, memahami, menghayati dan mengimani Allah SWT dan merealisasikannya dalam perilaku akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman dan keteladanan.

Mata pelajaran Aqidah Akhlak merupakan mata pelajaran yang bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan siswa yang diwujudkan dalam akhlaknya yang terpuji, melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan pengalaman serta pengalaman siswa tentang akidah dan akhlak Islam.

Promosi Timnas Garuda Luar Biasa! Tunggu Kami di Piala Asia 2027

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial.

Fungsi model pembelajaran adalah sebagai acuan bagi perancang pengajaran dan para pendidik dalam melaksanakan pembelajaran. Pemilihan model pembelajaran sangat dipengaruhi oleh sifat dan jenis materi yang akan diajarkan, tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran, serta tingkat kemampuan atau kompetensi siswa.

Salah satu model pembelajaran, yaitu model Talking Chips. Model Talking Chips dikembangkan oleh Spencer Kagan (1992). Widyaningrum & Prihastari (2018) menjelaskan Talking Chips adalah pembelajaran yang memberikan kontribusi pada masing-masing kelompok untuk mendengarkan pandangan/pemikiran kelompok serta adanya peningkatan diskusi.

Lie (2008) menyatakan bahwa Talking Chips memiliki keunggulan untuk mengatasi hambatan pemerataan kesempatan yang sering mewarnai kerja kelompok. Tujuan Talking Chips ini adalah untuk memastikan bahwa setiap siswa akan mendapatkan kesempatan berperan serta dalam kelompok.

Model pembelajaran Talking Chips ini didasarkan pada sintaksnya yang terdiri atasi lima langkah. Langkah-langkah yang dilakukan untuk melaksanakan model Talking Chips menurut Lie (2008), yaitu langkah pertama, guru menyiapkan satu kotak kecil berisi kancing/benda-benda kecil lainnya.

Langkah kedua, sebelum memulai tugasnya, masing-masing anggota dari setiap kelompok mendapatkan 2-3 buah kancing. Langkah ketiga, setiap kali anggota selesai berbicara atau mengeluarkan pendapat, dia harus menyerahkan salah satu kancingnya dan meletakkannya di tengah-tengah meja kelompok.

Langkah keempat, jika kancing yang dimiliki salah seorang siswa habis, dia tidak boleh berbicara lagi sampai semua rekannya menghabiskan kancingnya masing-masing.

Langkah kelima, jika semua kancing sudah habis, sedangkan tugas belum selesai, kelompok boleh mengambil kesepakatan untuk membagi-bagi kancing lagi dan mengulangi prosedurnya kembali.

Aktivitas belajar sangat penting dalam pembelajaran. Terlebih apabila aktivitas belajar tersebut berhubungan dengan menulis, memandang, membaca, mengingat, berpikir, latihan atau praktik, dan sebagainya.

Hamalik (2004) menjelaskan bahwa aktivitas belajar membuat siswa dapat mencari pengalaman sendiri, memupuk kerja sama yang harmonis dengan siswa lainnya, bekerja menurut minat dan kemampuan sendiri, mengembangkan pemahaman dan berpikir kritis serta dapat mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa, sehingga kegiatan yang dilakukan selama pembelajaran menjadi lebih menyenangkan.

Aktivitas belajar adalah kegiatan siswa yang mengarah pada kegiatan fisik dan kegiatan psikis. Dua kegiatan tersebut dilakukan secara seimbang. Aktivitas belajar memacu siswa untuk lebih giat dalam mencari pengalaman belajarnya sendiri, menjalin kerja sama yang baik antara siswa satu dengan siswa lainnya, bekerja sesuai minat dan kemampuannya, mengembangkan kemampuan berpikir kritis serta seluruh aspek pribadi siswa.

Berdasarkan penilaian harian yang telah dilakukan selama dan berdasarkan seluruh pembahasan yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: Dengan model Talking Chips memiliki dampak positif dalam meningkatkan aktivitas belajar di MIM Al Akbar Pandeyan, Ngemplak, Boyolali.

Hal ini dimaksudkan penerapan Model Talking Chips memiliki dampak positif, yaitu dapat meningkatkan aktivitas belajar bagi siswa MIM Al Akbar Pandeyan, Ngemplak, Boyolali yang ditunjukkan dengan rata-rata jawaban siswa yang menyatakan bahwa siswa sangat antusias dan tertarik dengan model Talking Chips sehingga memotivasi mereka untuk lebih giat belajar.

Penerapan model Talking Chips efektif untuk mengingatkan kembali materi ajar yang telah diterima MIM Al Akbar Pandeyan, Ngemplak, Boyolali selama ini, sehingga siswa merasa siap dan aktif untuk mengikuti proses pembelajaran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya