SOLOPOS.COM - Ketua PGRI Jawa Tengah, Dr Muhdi, dalam Lokakarya Narasumber Digital Academic Training dan Pelatihan Editor Buku PGRI Jateng, di Semarang, Minggu (18/6/2023). (ANTARA/HO-Dok PGRI Jateng)

Solopos.com, SEMARANG – Kalangan guru diminta untuk mau belajar disiplin ilmu lain, termasuk teknologi informasi. Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Jawa Tengah (Jateng) mengingatkan para guru agar tidak terjebak pada linearitas keilmuan masing-masing.

Ketua PGRI Jateng, Dr Muhdi, menegaskan para guru harus bisa berpikir lebih komprehensif dan mampu bekerja sama dengan guru dengan disiplin keilmuan berbeda. Apalagi terkait dengan penguasaan teknologi informasi.

Promosi Pemimpin Negarawan yang Bikin Rakyat Tertawan

“Guru harus mau belajar teknologi informasi, apa pun disiplin bidang keilmuannya,” tegas Muhdi saat berbicara pada “Lokakarya Narasumber Digital Academic Training dan Pelatihan Editor Buku PGRI Jateng”, di Semarang, Minggu (18/6/2023).

Dilansir Antara, mantan Rektor Universitas PGRI Semarang (Upgris) tersebut mengatakan beberapa waktu lalu dunia pendidikan pernah terjebak dalam perangkap linearitas yang mengakibatkan para pendidik tidak berkembang.

Ketika itu, banyak guru merasa angkuh dengan keilmuannya dan tidak mau belajar ilmu lain sehingga ketika pandemi datang, akhirnya mereka terguncang karena tidak menguasai ilmu teknologi informasi.

“Sekarang semua baru menyadari bahwa ilmu itu tidak berdiri sendiri. Untuk melahirkan sesuatu yang bermanfaat, berbagai ilmu harus mampu bersatu dan bekerja sama. Ini harus betul-betul disadari para guru,” katanya.

Menurut Muhdi, teknologi informasi sudah bukan lagi wajib dikuasai para guru, tetapi guru sudah harus sampai pada tahap terampil dalam menggunakan teknologi informasi. Sebab pola pembelajaran ke depan akan cenderung melibatkan teknologi informasi sebagai bagian dari proses pembelajarannya.

“Di masa mendatang, teknologi informasi akan menjadi pilihan dalam proses pembelajaran. Jadi, sudah bukan waktunya lagi kalau sekadar menguasai. Guru harus sudah terampil,” katanya.

Muhdi menambahkan tantangan guru ke depan akan semakin berat sehingga ilmu yang berkembang begitu cepat harus bisa diikuti guru dan menuntut guru untuk terus menerus memperbarui keilmuannya.

Ia menuturkan tidak akan lahir murid yang hebat dari guru yang tidak hebat. Murid yang hebat hanya akan lahir dari guru yang hebat. “Maka saya minta para guru untuk terus meningkatkan kemampuan untuk menghasilkan generasi bangsa yang hebat-hebat,” pungkasnya.

Muhdi memberi contoh tidak akan lahir teknologi operasi laser apabila para dokter tidak mau bekerja sama dengan ahli fisika. Menurut dia, dokter tentunya tidak menguasai teknologi laser, tetapi dengan lintas keilmuan akhirnya tindakan medis, yakni operasi untuk kasus penyakit tertentu bisa dilakukan secara efisien tanpa harus membedah tubuh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya