SOLOPOS.COM - Keseruan emak-emak dalam lomba estafet air di Sogaten, Solo. (Wartawan Siswa/Radin Arundati Rasendriya Priartono)
Solopos.com, SOLO — Merdeka! Merdeka! Merdeka!
Halo Sobat Gaul! Bulan Agustus, biasanya identik dengan semangat 45 yang membara, bendera merah putih yang berkibar, serta banyak lomba 17-an. Gimana nih kemeriahan acara peringatan tujuh belasan menyambut perayaan hari kemerdekaan Indonesia di lingkungan kalian? Pasti juga seru kan?
Kamis (17/8/2023), rakyat Indonesia merayakan 78 tahun Kemerdekaan Republik Indonesia. Kegiatan yang tak pernah absen adalah perlombaan di kampung masing-masing dengan tujuan membangun kerukunan antar warga serta sebagai bentuk semangat untuk menghargai jasa para pahlawan yang telah memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Seperti yang dilakukan warga Kampung Sogaten, RT 002 RW 015, Pajang, Laweyan, Solo, Minggu (13/8/2023). Warga mengadakan beberapa lomba yang diikuti anak-anak hingga orang dewasa. Tentunya lomba ini bikin heboh dan suasana gembira. Ada dua kategori perlombaan yaitu anak-anak dan ibu-ibu. Pada kategori anak-anak, ada tiga lomba yaitu balap kelereng, estafet air, serta memasukan pensil ke dalam botol.
Seperti yang dilakukan warga Kampung Sogaten, RT 002 RW 015, Pajang, Laweyan, Solo, Minggu (13/8/2023). Warga mengadakan beberapa lomba yang diikuti anak-anak hingga orang dewasa. Tentunya lomba ini bikin heboh dan suasana gembira. Ada dua kategori perlombaan yaitu anak-anak dan ibu-ibu. Pada kategori anak-anak, ada tiga lomba yaitu balap kelereng, estafet air, serta memasukan pensil ke dalam botol.
Ibu-ibu pun tak mau ketinggalan bikin heboh saat berlomba. Kaum emak-emak ikutan meramaikan peringatan kemerdekaan dengan mengikuti lomba estafet tepung. Mereka mengambil tepung dengan kedua telapak tangan lalu memberikannya kepada peserta lain di belakangnya dengan syarat melewati atas kepala. Pasti dong dengan hati-hati tapi juga secepat mungkin agar tidak kalah dengan tim lainnya.
Ada pula joget balon untuk melatih kerja sama antar ibu-ibu agar balon yang diapit bisa bertahan lama. Syaratnya, jogetan peserta yang paling hebohlah yang menjadi pemenangnya. Suasana makin meriah dengan adanya lomba rias berpasangan.
Ada yang berhasil, tapi banyak juga yang wajahnya menjadi belepotan karena lipstik tak sengaja dicoretkan ke hidung. Kejadian itu yang bikin penonton bersorak. O iya, Sobat Gaul ada yang pernah nyoba nyunggi tampah? Iya nyunggi tampah. Kelihatan mudah ya, tapi ternyata susah lo. Butuh konsentrasi yang tinggi untuk menyeimbangkannya.
Tak mau kalah dengan anak-anak dan emak-emak, giliran nenek-nenek juga ikut berpartisipasi dalam lomba. Mereka ingin mengulang masa-masa muda mengikuti lomba 17-an.
Semua rangkaian acara perlombaan ini, disiapkan secara mendadak oleh emak-emak yang menjadi panitia.
“Persiapannya ini agak mendadak, karena tahun-tahun sebelumnya kurang meriah, ibu-ibu punya usulan ingin mengadakan lomba karena sudah beberapa tahun tidak ada lomba. Jadi ini lomba perdana setelah pandemi,” ucap Sri Umayani, salah satu anggota panitia lomba, saat ditemui Wasis.
Walaupun mendadak, namun kerukunan serta kehangatan warga Sogaten begitu terasa. Menang atau kalah bukan yang mereka cari. Warga lebih mencari keseruan dari rangkaian lomba.
Kemeriahan peringatan 78 tahun kemerdekaan Indonesia di Kampung Sogaten, berlanjut pada malam tirakatan yang dilaksanakan Rabu (16/8/2023), di depan salah seorang rumah warga. Acara diisi dengan makan bersama, pentas seni, serta pembagian hadiah kepada para pemenang lomba. Pekik “Merdeka!” tak lupa digaungkan oleh warga dengan gembira. Perut kenyang, hati senang.
Seluruh rangkaian lomba hingga acara malam tirakatan membuat silaturahmi warga makin erat. Kegiatan tersebut juga makin mencairkan interaksi antartetangga.