SOLOPOS.COM - SMP Batik Solo. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO — Selama satu bulan penuh di November 2022, peserta didik kelas VII dan VIII SMP Batik Surakarta tidak melakukan proses pembelajaran seperti biasanya. Ya,  mereka sedang melaksanakan asesmen atau penilaian akhir semester. Tidak seperti biasanya, asesmen ini dilaksanakan selama satu bulan penuh, bahkan lebih.

Galuh Pertiwi R, selaku Waka Kurikulum SMP Batik Surakarta menjelaskan, “Dalam kegiatan ini, seluruh mata pelajaran memberikan penilaian atas pencapaian pembelajaran peserta didik selama satu semester. Namun, tidak semata-mata berbentuk tes tulis sebagaimana biasanya, tetapi dikemas dalam suatu proyek, sesuai modul yang dirancang oleh bapak/ibu guru berdasarkan tujuan pembelajarannya.”

Promosi Santri Tewas Bukan Sepele, Negara Belum Hadir di Pesantren

Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa untuk semester ini, proporsi penilaian antara tes tulis dan non tulis (proyek) masih sama dan ke depannya akan ditambah lagi proporsi proyeknya.

Penilaian autentik berbasis proyek.
Penilaian autentik berbasis proyek.

Sebagai sekolah penggerak, di mana menjadi pelaksana kurikulum merdeka, SMP Batik Surakarta harus terus selalu mencari inovasi dalam berbagai hal, termasuk dalam asesmen ini. Kepala Sekolah,  Ceket Palupi Suroso menyampaikan, inovasi ini diberi nama Antik Sispro (Asesmen Autentik Berbasis Proyek), merujuk pada penelitian Rose Safaroh dan Novi Ratna Dewi (2017). Dia berharap agar proses pembelajaran yang dilakukan bapak/ibu guru benar-benar bermakna, dan melalui inovasi inilah diharapkan dapat terwujud.

“Jika melihat rancangan modul dan output yang dihasilkan, akan banyak karya dari anak-anak buah dari asesmen ini, baik berupa antologi buku, short movie, poster, motif batik, kartu gambar, video, makanan/minuman, tari kreasi, laporan kegiatan dan sebagainya,” jelas dia.

 

Lihat postingan ini di Instagram

 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Smp Batik Surakarta (@smpbatikska)

Elsa Wahyu A, siswa kelas VII B awalnya kaget melihat banyaknya tugas yang harus dia kerjakan, tetapi karena dikerjakan saat jam pelajaran seperti biasanya, dia merasa gembira dan tidak percaya bahwa ternyata dia bisa melakukannya dengan baik.

“Ini inovasi yang sangat baik menurut kami, agar anak-anak kami benar-benar belajar dengan sebenar-benarnya,” komentar Kristine, salah seorang komite dan orang tua dari Arleno kelas VIII D unggulan olahraga.

Konten ini merupakan user generated content atau UGC kiriman sekolah. Sekolah Anda bisa menjadi bagian dari UGC di Solopos.com dengan cara klik di sini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya