SOLOPOS.COM - Suasana di dalam kereta api. (Wartawan Siswa/Kiky Adimar Putri)

Solopos.com, SUKOHARJO-Sebagai pelajar di sekolah asrama, murid-murid di SMA Unggulan CT Arsa Foundation Sukoharjo pasti merasakan kepulangan mereka diatur oleh pihak sekolah. Dalam setahun terakhir, kepulangan dilaksanakan tiap satu semester 2 kali atau bagi kelas 10 setelah 3 bulan pada semester awal setelah masa Pelatihan Dasar Kepemimpinan (PDK) selesai.

Saat SE kepulangan siswa sudah keluar, para pelajar SMA Unggulan CT Arsa Foundation bakal berbondong-bondong berburu tiket transportasi bagi yang rumahnya cukup jauh dari sekolah. Drama-drama kepulangan pun turut mewarnai siswa pada saat itu, ada yang mendapatkan tiket dengan biaya mahal ataupun malah siswa uring-uringan karena kehabisan tiket.

Promosi Selamat Datang Kesatria Bengawan Solo, Kembalikan Kedigdayaan Bhineka Solo

Dapat dikatakan seluruh pelajar sekolah asrama tersebut pulang dengan menggunakan kendaraan. Bagi siswa yang berjarak dekat dengan sekolah lebih memilih dijemput oleh orang tuanya lalu bagi siswa yang berjarak jauh dari sekolah kebanyakan dari mereka turut memanfaatkan transportasi umum untuk sampai ke rumah masing-masing. Mereka sama sekali tak merasa keberatan jika harus pulang dengan transportasi umum, selain mereka beralasan dengan biaya yang cukup terjangkau mereka juga beralasan tidak mau merepotkan orang tua.

Mayoritas pelajar sekolah asrama tersebut merasa senang naik transportasi umum saat pulang karena dapat berkumpul dengan teman terlebih dahulu. Hal itu seperti diungkapkan salah satu pelajar SMA CT Arsa Foundation Sukoharjo, Umami Mukhson.

“Sebelum pulang itu bisa jalan-jalan dulu sama temen yang satu tujuan. Terus juga aku ngerasa kayak jadi orang yang ditunggu, sama orang tuaku khususnya. Di kereta juga kita bisa ngeliat masing-masing stasiun, maksudnya di setiap pemberhentian bisa ngeliat Stasiun Tugu, Lempuyangan, dan juga stasiun lainnya,” ucap Umami Mukhson pada Rabu (31/8/2023).

Transportasi umum yang biasa digunakan mereka seperti kereta, bus dan juga travel. Variasi dari adanya transportasi umum juga tak luput dari adanya kendala. Namun lagi-lagi mereka seolah menutup mata untuk tetap bisa berkendara agar dapat menyapa orang tua yang di rumah. Contoh kendalanya yakni berkaitan dengan antar pengguna transportasi umum.

“Pasti semua hal ada enak dan enggaknya, kan ya. Nah, nggak enaknya kalo misal kita dapet teman sebangku [perjalanan] yang biasanya duduknya tu melebihi batasan kursinya mereka. Maksudnya, kalo setiap satu kursi panjang itu kan dibagi buat dua atau tiga orang. Nah, si penumpang sebelahnya kita itu ngambil space buat duduknya banyak banget, jadinya kita cuma kebagian sedikit buat duduknya dan itu kurang nyaman,” papar Umami.

Umami kebetulan memilki jarak paling jauh dari sekolah sekitar 230 km. Dengan jarak yang jauh, tak ayal jika biaya transportasi terbilang mahal sekitar Rp160.000.  Itu saja baru keberangkatan belum lagi nanti saat kembali ke sekolah. Biasanya biaya yang dikeluarkan termasuk tiket kereta yang didapat ditambah lagi biaya transportasi dari stasiun ke rumah menggunakan Maxim.

Kalau saja tidak menggunakan transportasi umum maka kemungkinan biaya jadi bertambah tinggi. Uang bensin, uang tol, uang jajan, jadi tambah mahal, kan?

Pelajar sekolah asrama itu juga mengungkapkan suka-duka pulang ke kampung halamannya. Dia menambahkan bahwa lama perjalanan dari Sukoharjo-Cilacap memakan waktu 5 jam dengan waktu keberangkatan pada pukul 18.30 WIB dari Sukoharjo. Lama waktu yang ia habiskan di kereta nyatanya telah ia lakoni dengan sabar tanpa memandang kendala tersebut. Hal serupa pun akan ia lakoni kala nanti kembali ke sekolah, dari berangkat dari rumah hingga kembali menginjakkan kaki ke sekolah pun tetap dengan perasaan gembira seperti halnya pulang ke rumah.

Selebihnya, kekurangan tidak dijadikan sebagai penghalang untuk pulang ke rumah melainkan sebagai penambah semangat yang membawa kegembiraan. Jarak memang memisahkan namun dengan jarak di situlah muncul semangat dan niat demi bertemu dengan tujuan, entah itu menjemput tawa keluarga ataupun demi menjemput sang jendela ilmu.

Wasis Solopos

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya