SOLOPOS.COM - Surat untuk Bunda Selvi Ananda karya Civa Evanda N.

Surakarta, 7 Juli 2022

Yth. Bunda Selvi Ananda
Di tempat

Promosi Alarm Bahaya Partai Hijau di Pemilu 2024

Selamat siang, Bunda Selvi Ananda. Salam sejahtera.

Bagaimana kabar Bunda Selvi dan keluarga? Saya harap kalian semua baik-baik saja. Tak kenal maka tak sayang, oleh sebab itu izinkan saya untuk memperkenalkan diri saya kepada Bunda Selvi. Nama saya Civa Evanda Natalia, biasa dipanggil Civa. Saya berusia 11 tahun dan pada tahun ajaran ini saya naik ke kelas 6 SD. Saya bersekolah di SD Kanisius Semanggi II, Kota Surakarta. Dalam surat ini saya ingin sedikit berbagi cerita mengenai suka duka selama belajar di tengah pandemi.

Maret, 2020. Bulan di mana kasus Covid-19 mulai merebak di Indonesia, hingga membuat banyak sekolah yang awalnya diliburkan selama dua minggu menjadi hampir dua tahun. Awalnya saya senang mendengar kabar itu, karena pada masa itu jam pelajaran di sekolah saya sangat padat, hingga membuat saya lelah. Tapi, ternyata belajar dari rumah tidak semenyenangkan yang saya pikirkan. Bila belajar secara langsung di sekolah, saya bisa bertemu dengan teman-teman dan bermain bersama. Sedangkan, jika di rumah saya tidak bisa bertemu secara langsung dengan mereka. Itulah yang membuat saya menjadi merasa kesepian selama belajar online. Selain membuat saya menjadi merasa kesepian, belajar online juga membuat saya kesulitan dalam mengikuti pembelajaran yang dialihkan melalui Google Meet. Di rumah, hanya mama dan papa saya yang memiliki handphone. Itupun masing-masing mereka gunakan untuk kepentingannya masing-masing. Ketika belajar online saya sering bergantian menggunakan handphone dengan kakak saya. Tak jarang pula jam pelajaran saya dengan kakak saya sama, sehingga hal itu membuat kami terpaksa salah satu tidak dapat mengikuti Google Meet.

Saya juga merasa tertekan, karena saya harus diam di rumah sebagai upaya dalam memutus mata rantai penyebaran virus Covid-19. Terkadang terlintas dalam benak saya, apakah cita-cita saya yang ingin menjadi dokter dapat tercapai? Dengan kondisi ekonomi keluarga saya yang tidak sebaik teman-teman saya yang lain. Sejujurnya, saya memiliki kerinduan untuk memiliki handphone sendiri. Agar ketika belajar online tidak perlu bergantian dengan kakak saya. Tapi setelah saya pikir kembali, jika saya merengek pada orang tua saya untuk membelikan handphone dengan keadaan ekonomi keluarga yang pas-pasan, mungkin saya adalah anak yang bisa dibilang egois. Hanya satu keinginan saya, yaitu dapat berprestasi tanpa menyusahkan orang tua. Pandemi juga membuat masa-masa di SD saya berhenti sementara. Padahal, masa-masa SD sering dibilang masa yang paling menyenangkan. Di mana kita bisa bermain dengan puas bersama teman-teman. Setiap hari saya berdoa agar pandemi ini secepatnya dapat berakhir. Saya juga sangat sedih karena ketika saya melihat berita di televisi, virus ini sudah membuat beribu orang telah meninggal. Bahkan beberapa orang yang saya kenali pun juga berpulang karena terpapar virus ini. Adapula dua teman sekolah saya yang terjangkit virus ini, sehingga mengharuskan mereka untuk karantina mandiri di rumah.

Setelah dua tahun menjalankan segala aktifitas dan kewajiban di rumah, akhirnya saya mendapat info bahwa sekolah akan dilaksanakan lagi secara PTM. Saya sangat bahagia sekali! Akhirnya saya dapat bertemu dan belajar kembali bersama dengan teman-teman saya. Teman- teman saya terlihat jauh berbeda dengan terakhir kami bertemu. Mereka sudah bertambah tinggi dan jauh lebih dewasa dalam berpikir. Saya sangat bersyukur bisa bertemu kembali dengan mereka. Meskipun kami tetap harus menjaga protokol kesehatan dan virus ini belum berakhir total.

Meskipun ada banyak sekali kesulitan yang saya hadapi selama pandemi, tapi saya percaya bahwa setiap kejadian memiliki tujuan yang baik untuk kita semua. Setidaknya, pandemi membuat kita menjadi lebih memiliki waktu kebersamaan dengan keluarga. Bukankah begitu, Bunda Selvi? Seperti lirik pada sebuah lagu, “Harta yang paling berharga adalah keluarga…”. Badai boleh saja terjadi, tapi bersama keluarga kita pasti akan saling melindungi dan menguatkan.

Cukup sekian dari saya. Mohon maaf bila ada kesalahan dalam perkataan. Terima kasih atas waktu yang Bunda Selvi berikan untuk membaca surat dari saya. Semoga suatu saat saya memiliki kesempatan untuk bertemu dengan Bunda Selvi.

Selamat siang dan saya mohon pamit undur diri. Terima kasih.

Hormat saya

Civa Evanda N.

Tulisan ini karya Civa Evanda N., peserta lomba menulis Surat untuk Bunda Selvi Gibran. Ayah dan Bunda bisa mengikutsertakan putra-putrinya mengikuti lomba ini. Klik di sini untuk mengetahui detail lomba.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya