SOLOPOS.COM - Radin Arundati, Wasis Solopos.

Solopos.com, SOLO- Halo kawan semua! Namaku Radin Arundati Rasendriya Priartono dan aku salah satu Wasis Solopos. Panggil saja aku, Radin. Sekarang, aku masih sekolah di Kelas XI SMA Negeri 4 Solo.

Aku seorang pelajar yang cukup aktif berorganisasi. Banyak pengalaman berharga yang menyertai dalam prosesku bertumbuh menjadi seorang gadis remaja. Salah satunya adalah bisa menjadi bagian dari Wasis Solopos. Sebelum itu, akan sedikit kuceritakan awal mula perjalananku menemui segala bentuk warna kehidupan.

Promosi Berteman dengan Merapi yang Tak Pernah Berhenti Bergemuruh

Sebelum terpilih sebagai Wasis Solopos, hari-hariku dihiasi dengan gerak tari dan irama gending Jawa. Bahkan aku mulai diberi kepercayaan bersama teman-teman yang lain untuk tampil di berbagai event di dalam maupun di luar kota dengan mengikuti beberapa festival budaya. Kadang melelahkan tapi sangat menyenangkan.

Pada 2019, pandemi Covid-19 melanda. Alhasil aku tidak lagi leluasa berkegiatan lagi.  Akhirnya aku menemukan teman setia selama di rumah saja yaitu buku.  Buku adalah jendela dunia. Memang benar adanya, meskipun hanya di rumah, aku bisa berkeliling ke mana saja yang kuinginkan dengan bebas. Untaian kata dan kalimat ternyata bisa membangkitkan imajinasi yang membuat masa pandemiku menjadi lebih berwarna.

Buku pertama yang mengajakku berpetualang berjudul Laskar Pelangi karya Andrea Hirata dan aku mulai termotivasi belajar menulis, salah satunya cerita pendek. Sejak saat itu, narasi dan kata-kata mulai menjadi teman baikku.  Hingga, tak terasa aku sudah lulus SMP.

Pada 2022 keadaan sudah mulai membaik, keganasan virus Covid-19 mulai mereda dan perjalanan baru sebagai siswa SMA sudah mulai kujalani. Aku bisa kembali aktif mengikuti kegiatan ekstrakurikuler seperti pramuka dan teater.

Banyak yang mengatakan, bahwa anak-anak seumuranku termasuk generasi  Covid-19 yang sangat akrab dengan gadget.  Selama pandemi Covid-19 aku dan teman-teman sebayaku berhadapan dengan berbagai platform medsos yang tiap detik selalu menyajikan berbagai informasi.

Informasi yang beredar di media sosial ada yang bermanfaat tapi banyak juga informasi-informasi yang sebenarnya adalah sampah dan harus diabaikan bahkan harus dibuang jauh. Informasi yang berlalu lalang di medsos ada yang sangat kabur bahkan jauh dari fakta, namun banyak yang percaya.

Hal itu mendorongku ingin mengikuti program Wasis Solopos agar dapat menulis berbagai macam bentuk informasi dengan baik dan benar, serta dapat mengedukasi teman-teman agar mereka tidak cepat percaya dengan berita hoaks, mengolah daya kritis, dan agar bisa merasakan yang namanya liputan hehe… (siapa tau bisa ketemu artis dan pejabat penting).

Akhirnya aku pun dinyatakan lolos dalam seleksi Wasis Solopos. Rasa syukur dan senang mewarnai hariku saat itu. Saat pertemuan pertama dengan kawan-kawan lain di kantor Solopos, para mentor Wasis membuka pandanganku terhadap pekerjaan jurnalistik.

Jurnalistik ternyata tak hanya mencari data dan fakta saja di lapangan, namun secara tidak langsung ia mengajarkan tentang cara berempati kepada sesama, belajar bertanggung jawab, serta belajar memimpin diri sendiri sebelum memimpin orang lain.

“Mengapa kamu harus menulis? Karena tulisan akan terus abadi” itu adalah salah satu kutipan yang dipesankan oleh salah satu mentor Wasis Solopos yang kupegang hingga kini. Kuharap aku dapat berkembang dengan baik di lingkungan yang baru ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya