SOLOPOS.COM - Rezza Hardian salah satu peserta Lomba GWCAB. (Wasis Solopos/Radin Arundati)

Solopos.com, SOLO- Budaya bangsa adalah warisan nenek moyang kita yang tidak ternilai harganya. Terdapat beragam kebudayaan yang ada di wilayah Indonesia. Keragaman ini menjadikan budaya Indonesia dikenal sangat unik dan juga memiliki daya tarik sendiri.

Di Pulau Jawa, fenomena sekarang, terutama di kalangan anak muda penggunaan bahsa Jawa terutama bahasa Jawa halus (krama inggil) sudah mulai memudar. Padahal, mereka tumbuh di lingkungan orang Jawa. Mereka lebih sering memakai bahasa Indonesia atau campuran bahasa asing seperti bahasa Inggris untuk berkomunikasi di kehidupan sehari-hari.

Promosi Piala Dunia 2026 dan Memori Indah Hindia Belanda

Namun, ada sesuatu yang menggembirakan karena dalam salah satu ajang lomba pramuka di tingkat Jawa Tengah, mencantumkan Ngadi Salira dan Ngadi Busana sebagai salah satu mata lomba yang dipertandingkan.

Dilansir dari Pramuka-ku, geladi widya adalah kegiatan perkemahan rutin yang diselenggarakan setiap lima tahun sekali pada setiap kwarcab di Jawa Tengah. Tidak hanya  perkemahan biasa, karena kegiatan ini pun menjadi ciri khas pertemuan pramuka tingkat penegak di Kwarda Jawa Tengah dan menjadi ajang perlombaan yang bergengsi. Untuk tingkat Kwarda Jawa Tengah kegiatan kemah atau pertemuan tingkat Penegak dikenal dengan nama perkemahan Gladi Widya Cakra Adhi Birawa (GWCAB) di Bumi Perkemahan Candra Birawa, Semarang.

SMAN 4 Solo mengirimkan sangga putra sebagai wakil dari Kwarcab Kota Surakarta dan menyabet gelar juara umum. Salah satu  lomba yang berhasil dimenangkan dalam ajang tersebut yaitu Ngadi Salira Ngadi Busana. Ngadi Salira Ngadi Busana merupakan ajang Fashion Show yang memperagakan busana tradisional Jawa. Lomba ini menuntut peserta untuk mengetahui tentang bagian-bagian dari busana tradisional tersebut secara mendetail dan harus mempresentasikan dengan bahasa Jawa krama alus di depan dewan juri. Para peserta juga harus membekali diri dengan penguasaan bahasa Jawa  untuk menjawab pertanyaan juri yang disampaikan dalam bahasa krama inggil.

pramuka bahasa daerah
Rezza Hardian saat melakukan sesi tanya jawab dengan dewan juri. (Wasis Solopos/Radin Arundati)

Muh. Rezza Hardiyan Yulianto, 16, biasa disapa Rezza, salah satu anggota tim SMA Negeri 4 Solo berhasil menjadi juara pertama Lomba Ngadi Salira Ngadi Busana kategori putra di ajang GWCAB ini. Ia merasa senang dan bersyukur atas pencapaiannya. Berbagai pengalaman menarik ia dapatkan dalam ajang ini, khususnya ia bisa mendalami kebudayaan Jawa mulai dari busana Jawa yang penuh filosofi dan bahasa Jawa yang halus dan sarat makna.

Saat itu ia menggunakan busana Jawa yang bermotif Wirasat yang memiliki arti tentang ibu yang akan mengantarkan anaknya untuk menikah. Untuk mengikuti lomba tersebut, ia berlatih kurang lebih selama 3 pekan mulai dari latihan make up hingga memperdalam materi tentang kebudayaan Jawa. Pada dasarnya, Rezza memang sudah terbiasa menggunakan bahasa Jawa sejak kecil. Namun, pada proses latihan tersebut Ia lebih sering melatih keluwesannya dalam menggunakan bahasa krama alus kepada orang tua dan gurunya untuk berkomunikasi.

Saat Wasis Solopos menanyakan mengapa Bahasa Jawa sudah jarang digunakan di kalangan remaja, dia menjawab, “Bahasa Jawa di kalangan remaja sudah jarang digunakan karena beberapa faktor seperti peran keluarga yang tidak membiasakan anak mereka untuk belajar bahasa Jawa dan anggapan remaja tentang bahasa Jawa merupakan bahasa yang kuno dan kurang keren,” ujarnya.

“Sebenarnya untuk mempelajari bahasa Jawa hanya perlu pembiasaan saja. Namun terkadang seringnya pakai bahasa Indonesia kadang ada yang komunikasi sama orang tuanya pakai bahasa Inggris. Ada juga yang sudah pakai bahasa Jawa tapi bahasa Jawanya kasar, ngoko yang kurang pas jika digunakan dengan orang yang lebih dewasa,” beber Rezza

“Ayo jangan sampai luntur kebudayaan Jawanya. Ibarat kata ada pepatah jawa yang yang bilang wong Jawa aja ilang jawane. Tetap dilestarikan kebudayaan Jawa, Pakaian adat jangan ditinggalkan , dan yang paling utama adalah bahasa Jawa karena itu adalah aset serta menjadi ciri khas orang Jawa,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya