Sekolah
Minggu, 28 Januari 2024 - 15:35 WIB

Upaya Omah Jamu Jeng Ratu Yogyakarta Mengenalkan Jamu kepada Generasi Muda

Karang Jimbaran Setyatrisila  /  Astrid Prihatini WD  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Wartawan Siswa Solopos Karang Jimbaran Setyatrisila bersama pemilik Omah Jamu Jeng Ratu, Kinasih Eko Yuliani. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO-Jamu sebagai minuman tradisional khas Yogyakarta yang biasanya identik dengan orang tua, kini mulai bermetamorfosis menjadi minuman kekinian. Hal ini seperti dilakukan oleh Omah Jamu Jeng Ratu yang beralamat di  Jalan Kaliurang KM 12 Turen, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta.

Saat berkunjung ke Omah Jamu Jeng Ratu, saya melihat warung bernuansa alami dan rempah-rempah seperti kunyit, jahe, kencur temulawak, kayu secang, dan lain-lain disajikan dalam keranjang anyaman dan stoples kaca, sementara disudut lain terdapat tanaman-tanaman herbal antara lain pegagan, daun sirih ayu, daun stevia, daun mint, sereh wangi, kayu putih, parijoto, cabe jawa, tapak dara, bawang dayak, dan masih banyak tanaman rempah atau rimpang lainnya. Herbal yang sudah diracik dikemas dalam bentuk plastik dan dibanderol dengan harga berkisar Rp25.000 hingga Rp50.000.

Advertisement

 

Aneka racikan rempah herbal Omah Jamu Jeng Ratu. (Wasis Solopos/Karang Jimbaran Setyatrisila)

Di halaman belakang warung Omah Jamu Jeng Ratu di Yogyakarta juga terdapat sekitar 150 tanaman herbal sebagai bahan obat. Semua bibit tersebut diambil langsung dari Balai Penelitian Tanaman Obat Kabupaten Sleman.

Advertisement
Aneka racikan rempah herbal Omah Jamu Jeng Ratu. (Wasis Solopos/Karang Jimbaran Setyatrisila)

Di halaman belakang warung Omah Jamu Jeng Ratu di Yogyakarta juga terdapat sekitar 150 tanaman herbal sebagai bahan obat. Semua bibit tersebut diambil langsung dari Balai Penelitian Tanaman Obat Kabupaten Sleman.

Kinasih Eko Yuliani, 63 tahun, yang akrab disapa Jeng Ratu, merupakan sosok perempuan tangguh yang membuka warung jamu bernama Omah Jeng Ratu di Yogyakarta sejak 2013.  Dia mewarisi apa yang telah dirintis oleh orang tuanya sejak tahun 1982. Usaha keluarga ini mulai berkembang di Kota Semarang tepatnya di Dusun Kuncen Gubaan, Kecamatan Mijen.

“Jadi, sebetulnya saya awalnya mulai berjualan jamu di Semarang tahun 2006, kalau di Semarang namanya Kampung Jamu, kebetulan di Semarang, saya Ketua Asosiasi Jamu, dan sekarang saya mengembangkan sayap di Yogyakarta sebagai salah satu pusat jamu,” ujarnya ditemui Wartawan Siswa Solopos, beberapa waktu lalu.

Advertisement

Dia tak hanya mengajar mahasiswa yang ingin belajar membuat ramuan herbal, namun juga memberikan pelatihan membuat jamu di beberapa daerah, seperti Semarang, Klaten bahkan mengajar di BLK Solo dalam rangka pelatihan bagi anak-anak muda yang ingin membuka usaha jamu kekinian sebagai peracik jamu barista.

Ketika ditanya bagaimana cara membuat jamu barista, Jeng Ratu menjelaskan bahwa jamu barista adalah pembuatan jamu dengan metode dan teknik barista “Pembuatannya seperti ekspreso yang tekniknya seperti kopi menggunakan tekknik V60, drip, french press, bahkan menggunakan mesin,” jelas Jeng Ratu.

Berkat inovasinya, ia berhasil mengubah warungnya menjadi warung jamu modern. Saat ini beberapa menu menawarkan minuman jamu yang memadukan unsur kekinian dengan racikan jamu ala barista sebagai hasil inovasinya.

Advertisement

Berkat ide dan inovasinya ia berhasil mengubah pandangan bahwa jamu tidak pahit. Justru di tangan Jeng Ratu, jamu tradisional menjadi minuman modern dengan rasa yang enak.  Ia menyebutnya jamu kekinian. “Jadi jamu kekinian itu jamu yang tampilannya bagus, rasanya enak manfaatnya luar biasa dan pangsa pasarnya adalah anak-anak gen Z.”

Dalam menjalankan usaha Omah Jamu Jeng Ratu di Yogyakarta, ia tidak mau semata-mata bisnis hanya mengejar keuntungan namun juga ada unsur sosialnya dengan memberikan pengobatan gratis bagi pasien yang kurang mampu, bahkan di kalangan anak-anak muda, Jeng Ratu memberikan pelatihan dan praktik gratis.

Pesan yang ingin disampaikan Jeng Ratu bahwa hidup jangan mengeluh namun harus punya semangat agar bisa bermanfaat bagi masyarakat sekitar dan generasi masa depan Bangsa Indonesia. Jadi Sobat Gaul Solopos, mari kita lestarikan kekayaan alam indonesia! Kita patut bangga dengan warisan budaya leluhur.

Advertisement

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif